Saat ini hp (handphone) atau lebih tenarnya gadget bukanlah barang mahal, semua usia dan kalangan memilikinya. Usia balita hingga tua dan kalangan kaum alit ( orang kurang mampu ) hingga kaum elit ( orang kaya ) semua memiliki dan menggunakan untuk komunikasi, sosial media dan main game. Penggunaan hp sangatlah beragam tergantung pada siapa yang pakai dan untuk keperluan apa. Anak kecil sangat suka nonton you tube, sedangkan remaja dan dewasa cenderung komunikasi melalui sosial media seperti whatshap, line, twitter, facebook dan istagram. Hp barang yang wajib untuk di miliki saat ini, mungkin kunci ketinggalan tidak masalah tapi kalau hp yang ketinggalan pastinya akan kembali lagi untuk mengambilnya.

Di sekolah ada yang siswanya di perbolehkan membawa hp ada yang tidak di perbolehkan membawa hp jadi tergantung kebijaksanaan masing-masing. Penggunaan hp untuk siswa sangat penting untuk pembelajaran tetapi kadang siswa dapat menyalahgunakan untuk hal yang lain seperti untuk main game on line dan melihat gambar atau video yang seharusnya belum boleh di tonton. Hp memang barang yang mengasikkan hampir seperti candu bagi kita, karena semakin banyak yang kita lihat dalam hp semakin penasaran. Kalau kita sudah memegang hp serasa dunia milik kita sendiri, tidak peduli dengan orang-orang di sekitar kita, hal tersebut terjadi di mana-mana baik di rumah, di sekolah atau di masyarakat.

Dalam hal ini Sekolah merupakan tempat pendidikan untuk siswa, dimana siswa di harapkan menjadi manusia yang sukses, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan berwawasan global. Siswa di sekolah pasti hampir semuanya mempunyai hp dengan berbagai model dan merk sesuai keinginannya, siswa menggunakan hp untuk pembelajaran, informasi, komunikasi sosial media dan main game on line. Siswa lebih suka mereka mencuri-curi waktu untuk main hp entah untuk sekedar cari nformasi, komunikasi sosial media atau main game on line. Pada saat pelajaran ada guru yang memperbolehkan menggunakan hp karena untuk pembelajaran ada yang tidak boleh, kalau guru tidak memperbolehkan dapat di ambil/ di sita oleh guru saat pelajaran.

Dengan adanya hp siswa kurang berinteraksi dengan lingkungan seperti temannya, guru, personil sekolah bahkan kurang peduli terhadap lingkungan ( cuek ). Kepedulian siswa terhadap lingkungan menurun lebih cenderung individualis karena adanya hp seperti tidak peduli dengan teman yang sedih menyendiri, marah dan sakit. Selain tidak peduli dengan teman juga lingkungan alam sekitar seperti sampah, barang yang berserakan, tumbuhan serta hewan. Ketidakpedulian siswa dapat membawa pengaruh tidak baik pada siswa tersebut, terutama dalam hal sosialisasi dan interaksi dengan orang lain.

Sekolah adalah tempat kedua bagi siswa, sekolah tempat belajar bagi siswa baik secara akademik maupun non akademik. Interaksi sosial dengan orang lain termasuk proses belajar non akademik sangat penting bagi siswa dalam hal sosialisasi dan komunikasi. Menurut H. Borner ( dalam Abu Ahmadi, 2009 :49 ) Interaksi Sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Interaksi sosial siswa saat ini cenderung lebih banyak lewat media sosial melalui hp, siswa lebih asyik dengan hp yang di pegang di bandingkan dengan orang atau lingkungan sekitar. Dalam dunia nyata kita hidup dengan orang lain dan lingkungan sekitar bukan dunia maya, mau tidak mau kita harus berinteraksi dengan dunia nyata yaitu orang lain dan lingkungan sekitar.

Proses belajar disekolah melalui interaksi sosial dapat di mulai dari kelas, penulis sebagai guru pembimbing di sekolah memberikan layanan klasikal selama 2 jam pelajaran dengan materi Interaksi sosial. Dalam layanan tersebut penulis meminta siswa untuk mengumpulkan hp di depan kemudian penulis bersama siswa main game tentang komunikalimat. Di bentuk masing-masing kelompok 4 orang, dalam kempok tersebut siswa diminta membuat kalimat yang menarik dan di hubungkan satu dengan yang lainnya. Setelah game tersebut siswa di minta sharing tetntang pengalaman menarik saat liburan sampai batas waktu di tentukan. Siswa merasa senang dan bahagia dimana mereka dapat tertawa dan bercanda dengan teman di sekolah.

Harapan penulis untuk meletakkan hp sejenak tidak hanya di lakukan di kelas atau di sekolah tetapi juga di rumah serta masyarakat. Rumah merupakan pendidikan pertama walaupun semua anggota keluarga memiliki hp masing-masing, perlu ada waktu untuk meletakkan hp sejenak bahkan bisa 1 hari dan digunakan untuk ngobrol, bercanda, dan diskusi bersama.

 

Oleh : Puji Lestari, S.Pd

Guru BK SMA 1 Ungaran